Oleh:
Kholifah Al-Faruq Fathurrohaman
(24062120016)
Abstract
The purpose of this paper is to determine the role of counseling guidance in Islamic boarding school education. This journal discusses the process as well as the procedures for counseling guidance in the pesantren environment in an effort to help and achieve personal discipline for the students. The students in following the rules become the duty of the norm to help them adjust and follow the rules. Discipline belongs to children’s assets in facing the challenges of independent living in the next phase. Parents and teachers can work together to create a conducive environment so that students in the educational process can optimize their potential for achievement, ability to deal with problems, and developmental tasks. Complete education in the family, in Islamic boarding schools and in the community will make the santri become the next generation of the nation who continue to develop themselves to meet the demands of education and development while responding to the challenges of the times. The contents of this journal indicate that the role of counseling guidance in Islamic boarding school education in shaping discipline includes obeying the rules, self-awareness, family support and the environment around educational tools, and punishment.
Abstrak
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui peranan bimbingan konseling di dalam pendidikan pesantren. Jurnal ini membahas tentang proses sekaligus tatacara bimbingan konseling di lingkungan pesantren di dalam upaya membantu dan mencapai kedisiplinan pribadi para santri. Para santri di dalam mengikuti aturan menjadi tugas norma untuk membantu mereka menyesuaikan dan mengikuti aturan. Disiplin milik aset anak dalam menghadapi tantangan hidup mandiri di fase berikutnya. Orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga para santri di dalam proses pendidikan dapat mengoptimalkan potensi daya untuk prestasi mereka, kemampuan untuk menangani masalah, dan tugas-tugas perkembangan dirinya. Pendidikan yang lengkap dalam keluarga, di pesantren dan masyarakat akan membuat para santri menjadi generasi penerus bangsa yang terus mengembangkan diri memenuhi tuntutan pendidikan dan perkembangan sekaligus menjawab tantangan zaman. Isi dari jurnal ini menunjukkan bahwa peranan bimbingan konseling di dalam pendidikan pesantren dalam membentuk kedisiplinan meliputi mentaati aturan, kesadaran diri, dukungan keluarga dan lingkungan sekitar alat pendidikan, dan hukuman.
A. Pendahuluan
Keberadaan pondok pesantren bukanlah suatu hal yang baru. Citra pondok pesantren juga sudah lama dikenal baik. Terbukti dari anggapan bahwa pesantren mampu membentuk pribadi yang berakhlakul karimah dan menghasilkan banyak kader ‘ulama dan juga da’i. Namun begitu, semua masyarakat muslim di Indonesia masih meyakini bahwa pesantren mempunyai peran penting sebagai institusi penyiaran sekaligus pabrik ajaran agama Islam di Indonesia. Transformasi pesantren juga teruji dari zaman ke zaman. Pendidikan pesantren merupakan pendidikan yang paling tua di Indonesia. Sampai sekarang, pendidikan pesantren ini juga masih tetap survive diantara pendidikan luar pesantren yang semakin modern. Meskipun juga ada pesantren yang dulunya mengalami kejayaan dan eksis pada masanya, sekarang mulai surut atau mengalami kemunduran. Hal itu salah satunya dikarenakan sistem pengkaderan yang tidak disiapkan, sehingga tidak ada generasi penerus yang kompeten dalam pesantren itu dan sebagai dampaknya, maka pesantren tersebut mengalami kesurutan. Perlu diketahui bahwa keberlangsungan sebuah pesantren sangat tergantung pada daya tarik tokoh sentralnya (kyai) yang memimpin, penerus atau pewarisnya. Apabila pewaris menguasai banyak pengetahuan keagamaan, kewibawaan, keterampilan mengajar, dan hal lainnya yang diperlukan, maka bisa jadi pesantren tersebut akan mampu bertahan. Pesantren yang dengan serius mengkader generasinya sehingga pesantren tersebut bisa tetap eksis di tengah semakin kuatnya arus perubahan zaman. Pesantren tersebut merasa tertantang untuk memberi jawaban atas problematika pendidikan di masyarakat. Tentunya, pengkaderan untuk regenerasi kyai bukanlah satu-satunya cara supaya pesantren mampu tetap eksis, akan tetapi ada banyak hal yang harus mengalami pembaharuan dalam pesantren tersebut, seperti tentang kurikulumnya, sistem pendidikannya, dan juga masih banyak pembaharuan-pembaharuan yang lain seperti diperlukan adanya bimbingan konseling di dalam pendidikan pesantren bagi para santri untuk menunjang kesadaran dan kedisipilinan mereka. Seiring dengan berjalannya waktu, pondok pesantren memang harus ada pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman, salah satunya dengan memberi perhatian kepada mereka dengan bimbingan konseling. Sebenarnya sejak pertama kali di dirikannya pondok pesantren, bimbingan konseling ini sudah ada. Namun lebih langsung terhadap kepada penerapan aktifitas rohani seperti dengan menekankan para santri didalam mempraktekan dzikir, istighfar dan sebagainya. Ataupun melewati bimbingan nasihat dari kyainya langsung. Namun demikian, diperlukan adanya pendidikan khusus di dalam bimbingan konseling tersebut, agar para santri mendapat arahan kesadaran khusus didalam perkembangan paradigma mereka.
B. Pembahasan
Pengantar Tentang Pesantren
Pesantren mempunyai arti tempat para santri untuk belajar mengaji dan mengkaji. Tempat dimana para santri belajar menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Pesantren tersebut dibangun karena keinginan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan khusus didalam pendidikan agama. Umumnya pondok pesantren mulai muncul dan berkembang pada daerah pedesaan disebabkan tuntutan masyarakat sekitar yang berkinginan akan adanya pondok pesantren. Masyarakat yang memilih pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan untuk anaknya sebagian besar didasari oleh rasa percaya akan pembinaan atau pendidikan yang dilakukan oleh pondok pesantren tersebut supaya anaknya dapat belajar ilmu agama yang lebih dalam. Maka dari itu diharapkan setelah para santri tersebut tidak lagi berada di pesantren, para santri bisa mengamalkan ajaran-ajaran ataupun hal-hal positif lainnya yang mereka dapat dari pesantren yang merupakan tempat mereka belajar kehidupan. Hal itu sesuai dengan tujuan pesantren yaitu yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum pondok pesantren membimbing santrinya menjadi generasi berkepribadian Islam yang dengan ilmu agamanya mereka sanggup menjadi mubaligh Islam di masyarakat Islam melalui ilmu dan amalnya. Sedangkan tujuan khususnya yaitu menyiapkan para santri menjadi orang alim dalam ilmu agama yang mereka dapatkan dari para kyai saat di pondok pesantren serta mampu mengamalkannya didalam kehidupan bermasyarakat.
Sistem Pendidikan Pesantren dan Peranan Bimbingan konseling didalam Pendidikan Pesantren
Dengan memiliki karakteristik yang khas, pesantren menjadi pusat pendidikan Islam yang survive keberadaannya dalam melestarikan tradisi-tradisi pesantren ditengah arus perubahan zaman yang semakin modern ini. Karakter khusus di pondok pesantren yaitu isi kurikulum yang fokus pada ilmu agama seperti hukum Islam, tafsir, hadits, tasawuf, retorika, tarikh, dan juga teologi Islam. Mengenai mekanisme kerja, pondok pesantren mempunyai keunikan dibanding dibanding dengan lembaga pendidikan pada umumnya. Keunikan yang pertama yaitu masih memakai sistem tradisional dimana adanya kebebasan penuh dibanding dengan sekolah moderen sehingga terjadilah hubungan dua arah antara kyai dan santri. Keunikan yang kedua adalah sistem kehidupan di pondok pesantren sangat mengutamakan kesederhanaan, 4 idealisme, persamaan, persaudaraan, dan keberanian hidup. Sistem pendidikan yang ada di pesantren mempunyai watak yang mandiri, hal itu bisa dilihat dari pengajaran sorogan. Pengajaran sorogan disini maksudnya adalah seorang kyai mengajar para santrinya secara bergiliran santri demi santri. Pada saat tiba gilirannya, santri mengulang serta mengartikan kata-kata sama persisnya seperti yang diucapkan kyai atau guru itu kepadanya. Demikian pula lama kelamaan maka pengajian dialihkan kepada pengganti kyai (badal) sehingga hanya teks-teks utama pada pengajian tersebut saja yang diberikan oleh sang kyai. Maka dari itu sistem pendidikan pesantren yang masih bersifat sangat tradisional, yaitu lembaga pendidikan Islam khusus dibidang religius juga perlu kiranya dilakukan pembaharuan. Implikasi idoelogi tajdid di pesantren terhadap penyelenggaraan pendidikan Islam di pesantren setidaknya dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu implikasi terhadap landasan filosofis, manajemen kelembagaan, pengembangan kurikulum dan bimbingan konseling terhadap paradigma santri didalam keagamaan masyarakat lingkungan pesantren. Salah satu yang menjadi tolak ukur kemajuan pondok pesantren bisa dilihat dari prinsip kyainya itu sendiri didalam mengembangkan pondok pesantren, karena secara garis besar kyai itu sendiriyang mengatur garis besar sistem pesantren itu sendiri, salahsatunya didalam membina para santrinya. Tidak sedikit santri yang salah didalam tatacara berfikir, baik didalam mutu kinerja belajar dan mengajar, maupun didalam mutu bermasayarakat. Hal itu terjadi karena kurangnya para dewan pembina untuk memberi tuntunan dan perhatian yang lebih didalam visi misi pergerakan santrinya. Maka dari itu diperlukan adanya bimbingan konseling khusus terhadap kurikulum pendidikan pesantren guna mengkader para santri yang bermutu sekaligus berkualitas baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat.
Peranan Bimbingan Konseling didalam Pendidikan Pesantren:
- Membantu santri agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan dan norma agama).
- Senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya.
- Senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan para santri.
- Upaya pemberian bantuan kepada para santri yang telah mengalami masalah.
- Membantu santri memilih kurikulum pendidikan, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan skill yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
- Membantu para pelaksana pendidikan, dewan pembina, dan pengajar untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan para santri.
- Membantu para santri agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
- Membantu para santri sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
- Memberikan kemudahan kepada para santri dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri para santri.
- Membantu para santri supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Manfaat dari bimbingan konseling di pesantren:
- Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
- Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat tingkat stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
- Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
- Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbinga konseling.
C. Penutup
Kemajuan pesantren bisa dipahami dari sistem manajemen pendidikannya. Manajemen kelembagaan pesantren selalu terkait erat kaitannya dengan perencanaan, pengarahan terutama didalam pengawasan para santri. Bagaimana pesantren merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan santrinya yang ada di lembaga pesantren. Baik kegiatan yang dilakukan oleh santri, guru dan kegiatan kelembagaan, serta bagaimana sistem pengarahan tatacara santri di pesantren tersebut. Pengembangan kurikulum pesantren, pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam dengan ciri kas tersendiri, ciri khas tersebut merupakan refleksi dari ideologi yang dianut oleh kyai kemudian diimplementasikan dalam proses belajar mengajar. Adapun pengembangan kurikulum dan bimbingan konseling sangat erat kaitannya dengan tujuan, materi, strategi, media, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Bimbingan Konseling menjadi sarana penunjang perkembangan personal, membantu para santri agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif, dan senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya.